At Taubah:129

Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal

langkah ayah dan anak

berawal dari sebuah pemandangan di depanku, begitu menarik perhatian :). seorang anak laki2 ya... adalah usia sekitar 3-4 tahun berjalan bersama seorang laki2 dewasa ntah itu ayah ataukah kelurganya yang lain. keduanya nampak selesai berbelanja di sebuah mini market ternama. sang ayah (anggap saja demikian) menjinjing plastik besar belanjaan di tangan kanannya. tangan kirinya kosong. disitulah awal ketertarikanku untuk terus melihat sang anak berjalan. "kenapa g dituntun??" itulah awal pertanyaanku.

awalnya mereka berjalan beriringan. dan beranjak lepas inilah perhatianku membuah ilmu.

dimana-mana, yang namanya langkah biasa seorang anak kecil pasti kalah lebar dengan langkah biasa seorang dewasa. sekalipun mereka berdua sama-sama berjenis kelamin laki2, sama2 bisa berjalan, berjalan sesuai langkah standar biasa masing2, dan tujuan tempat yg sama. karenanya sang anak mulai tertinggal dan berteriak kecil "tungguuu.." sesekali sang ayah menoleh kebelakang. aku yang memperhatikan mereka berdua, tersenyum melihat sang anak.
merasa tertinggal jauh, sang anak pun melangkah dengan tidak biasanya (berlari sejenak) untuk mengejar langkahnya yang sepertinya tertinggal. sebenarnya dia sama sekali tidak meninggalkan langkahnya. karna tak ku lihat sang anak diam atau berjalan berlawanan arah dengan sang ayah. tapi kemampuan lebar melangkah biasa masing2nya yang berbeda. pada akhirnya mereka berdua akan tiba di tempat yang dituju (sama). tapi waktu dan kondisi yang membedakan, karena adanya perbedaan kemampuan.

yang bisa kuambil dari pemandangan ini adalah cepat ataupun lambat sesuatu hal yang PASTI akan terjadi dalam kehidupan manusia, pasti akan terjadi. hanya waktu dan kondisi yang membedakan karena adanya perbedaan kemampuan tiap diri manusia.

jadi, tak usahlah terlalu memaksakan jalan cerita hidup, karena suatu ketakutan yang tak bermakna hingga membuat kita HARUS melenceng dari syariat islam. cukuplah kita berjalan hati2 dengan langkah kecil kita agar tidak mudah terjatuh, fokus pada tujuan kita (nggak banyak ngetemnya-angkot kali :p), berusaha menambah kecepatan dan beristirahat jika memang dibutuhkan.

untuk bagaimanapun organel2 penyusun sel, elektron2 dan atom2 dalam tubuh kita juga perlu fase istirahat. kalau nggak, bisa jadi radikal, berbuah mutasi, lanjut jadi kekacauan program dan sistem. dan akhirnyaa.. wafat jasad!

hemh... lagi2 ku berpikir tentang hidup dan kehidupan.

pematahan kepemimpinan

baru ingat kalo dulu aku pernah mematahkan masa kepemimpinan seorang teman sekelas laki2ku. yang waktu itu adalah ketua kelasku sendiri.

hemh... haruskah sekarang aku bertindak demikian lagi??

sebenarnya aku sudah merasa sedikit capek. capek untuk menjadi pemimpin.
sebenarnya dari dulupun aku selalu bertanya kenapa aku terlahir menjadi anak pertama??
sebenarnya juga aku lebih suka dipimpin daripada memimpin. tapi bukan berarti aku lebih suka menjadi seorang pesuruh.

memang c, sekarang emansipasi wanita sudah tidak asing lagi di telinga. tapi semakin bertambah umur, semakin bertambahnya pengalaman, tetap saja wanita adalah wanita. yang mana laki2 adalah pemimpin bagi wanita. kemampuan wanita tak setegar laki2.

aku merasa mulai rapuh. rapuh yang begitu terasa hingga membuatku lelah pada semuanya.
cukuplah dari SD hingga SMP aku menjadi ketua kelas. cukuplah sudah aku menjadi anak pertama. tanggung jawab, amanah, panutan, asam garam hidup sudah menjadi darah daging bagiku.

aku sudah tak semembara masa muda. sangat terasa sekali itu...
seperti kekuatan wonder women yg mulai mendekati masa pensiunan..

mau jadi apa aku ini Ya Allah...

kehilangan rasa kehilangan

sempat ingat kemarin pada postingan Bang Tere. langsung intinya saja, yaitu pada kalimat 'kehilangan rasa kehilangan'

menurutmu, bagaimana rasanya kehilangan rasa kehilangan?? ah! bagi yang patah hati pasti akan bilang bahwa dia akan merasa sangat lega sekali telah kehilangan rasa kehilangan. ck ck ck... jangan sesempit itu lah kawan... jangan ya...

meskipun aku oleh beberapa teman dijuluki orang yang telah mati syaraf sedihnya, tapi kalau kehilangan rasa kehilangan itu... benar2 hampa. ah! menurutku mereka berlebihan menjulukiku demikian. toh nyatanya aku sering nangis kok.. :p (haha ketahuan aslinya)

seketika aku mencoba bertanya pada beberapa orang terdekat, tentang pertanyaan serupa. mereka menjawab rasanya tidak enak  padahal mereka belum pernah patah hati stadium atas lo... haha.. :D

jadi, intinya adalah, meskipun kehilangan itu adalah tidak enak, tapi bagi mereka adalah lebih tidak enak jika kehilangan rasa kehilangan! mereka tidak mau kehilangan rasa kehilangan. ya iyalah.. bayangin aja jika kita kehilangan harta misalnya kemalingan, trus kita biasa-biasa aja. flat. tidak ada ekspresi. tidak ada marah, tidak ada menyesal, tidak ada air mata, tidak ada kesal, dll.

misal lagi ketika orang tua kita meninggal. kita kehilangan orang tua kita. trus, kita biasa aja gitu... wahh...nggak bener ini... dunia rasanya akan hambar. semuanya cuek. semuanya biasa saja. bisa-bisa nanti seperti zombie dah nih. mati tapi hidup, hidup tapi mati.

astaghfirullah... semoga kita semua selalu diberkahi kesabaran dan termasuk hamba-hambaNya yang selalu ingat untuk bersyukur pada Tuhannya. amin..

do'a ibu

saat ini.., aku ingin bertanya. bertanya saja.

do'a seorang ibu, adalah do'a yang begitu mustajab bukan? do'a seorang ibu pada anaknya..

sekarang pertanyaannya, seberapa mustajabkah jika terdapat dua orang ibu yang kompak untuk saling mendo'akan anaknya masing2??

jika kalian merasa buntu dg pertanyaanku karna kata2nya yg belum dimengerti, sudahlah..lupakan saja.

aku hanya ingin menulis saja, dan bertanya-tanya bagaimana jadinya?? do'a yang ikhlas dari dua orang ibu..

aku sendiri..., aku yakin do'a seorang ibu tak pernah salah untuk anaknya. selalu mendo'akan kebaikan2 akan terjadi untuk hidup anaknya. Ya Ibu... dari tanganmu aku tumbuh besar seperti sekarang. bagaimanalah bisa aku menentang kelembutan dan ketulusan yg kau berikan??? surgaku berada di bawah telapak kakimu. ridho Allah juga ridho-Mu..

do'amu penguat langkahku Bu...
do'amu perisai hatiku
Ibu...